Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Di dalamnya terdapat sepuluh hari pertama yang memiliki keutamaan luar biasa. Termasuk di dalamnya hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan hari Arafah (9 Dzulhijjah). Dua hari ini menjadi momen penuh keberkahan, terutama bagi kaum Muslimin yang tidak sedang melaksanakan haji, karena dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk berpuasa.
Pengertian Hari Tarwiyah dan Arafah
Hari Tarwiyah adalah tanggal 8 Dzulhijjah, dinamakan demikian karena jamaah haji pada masa lalu mempersiapkan air (تَرْوِيَة) untuk perjalanan ke Arafah.
Hari Arafah adalah tanggal 9 Dzulhijjah, di mana para jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah, yang merupakan rukun utama dalam ibadah haji.
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah
1. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Walaupun hadits tentang puasa Tarwiyah dinilai lemah (dhaif) oleh sebagian ulama, namun tetap dianjurkan oleh sebagian ulama salaf sebagai bentuk ihtiyath (kehati-hatian) dalam mengejar keutamaan hari-hari mulia.
Hadits yang sering dikaitkan:
> عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ
(رواه البيهقي في “شعب الإيمان”)
Artinya: “Puasa hari Tarwiyah menghapus dosa satu tahun, dan puasa hari Arafah menghapus dosa dua tahun.”
Status hadits: Dhaif, namun diamalkan dalam konteks keutamaan (fadha’ilul a’mal).
2. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Puasa ini memiliki dasar yang kuat dalam hadits shahih:
> عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
(رواه مسلم رقم 1162)
Artinya: “Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
(HR. Muslim)
Pendapat Ulama
Imam Nawawi رحمه الله berkata:
“Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi yang tidak sedang haji. Adapun jamaah haji makruh berpuasa pada hari itu agar kuat dalam berdoa dan ibadah saat wukuf.”
Ibnu Qudamah رحمه الله dalam al-Mughni menyatakan:
“Hari Arafah merupakan hari yang paling utama dalam setahun, dan puasa pada hari itu adalah amalan yang sangat dianjurkan.”
Amalan Sunnah di Hari Tarwiyah dan Arafah
Selain berpuasa, ada amalan-amalan lain yang disunnahkan di dua hari tersebut:
1. Takbir (تكبير مطلق)
Mulai tanggal 1 Dzulhijjah hingga akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah), disunnahkan memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil.
> اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
2. Memperbanyak Doa dan Dzikir
Hari Arafah adalah hari mustajab untuk berdoa, terutama bagi yang tidak berhaji.
> عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
(رواه مسلم)
Artinya: “Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan seseorang dari neraka daripada hari Arafah.”
(HR. Muslim)
3. Bertakbir Setelah Shalat (Takbir Muqayyad)
Mulai dari Shalat Subuh pada 9 Dzulhijjah (bagi yang tidak berhaji) hingga Ashar pada 13 Dzulhijjah.
4. Bersedekah dan Amal Shaleh
Rasulullah ﷺ bersabda:
> مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ العَشْرِ
(رواه البخاري 969)
Artinya: “Tidak ada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.”
(HR. Bukhari)
Penutup
Hari Tarwiyah dan Arafah adalah momentum spiritual yang sangat berharga bagi kaum Muslimin. Meski hadits tentang puasa Tarwiyah tergolong dhaif, banyak ulama memperbolehkan mengamalkannya dalam kerangka fadhailul a’mal. Sementara puasa Arafah memiliki dasar yang shahih dan sangat dianjurkan. Selain puasa, memperbanyak dzikir, doa, takbir, dan amal shaleh di hari-hari ini menjadi jalan meraih pahala besar dan keberkahan.
