Matsaratul Huda – Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran baca Al-Qur’an di kalangan santri, Pondok Pesantren Matsaratul Huda resmi mengimplementasikan metode Yanbu’a sebagai metode utama dalam proses pembelajaran tahsin Al-Qur’an. Program ini dikoordinasikan langsung oleh Ustadz Muhammad Febriyanto, S.Pd., yang dipercaya sebagai ketua pelaksana kegiatan.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Pondok Pesantren Matsaratul Huda dalam membina para santri menjadi pribadi yang tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, tetapi juga memahami adab dan menumbuhkan kecintaan terhadap kitab suci tersebut sejak dini.
Metode Yanbu’a sendiri berasal dari Kudus, Jawa Tengah, dan telah terbukti efektif dalam membimbing pembelajaran baca Al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Sistemnya yang bertahap, terstruktur, dan berbasis latihan berulang menjadikan metode ini mudah diterapkan dan diikuti oleh santri dari berbagai jenjang kemampuan.
“Metode Yanbu’a sangat cocok diterapkan di lingkungan pesantren. Materinya runtut, mudah dipahami, dan mampu memperbaiki bacaan santri secara bertahap dan menyeluruh,” jelas Ustadz Muhammad Febriyanto, S.Pd.
Salah satu perubahan signifikan dalam pelaksanaan program ini adalah pengalihan waktu belajar, dari semula siang hari menjadi pagi hari. Perubahan ini dilakukan setelah evaluasi internal dan berdasarkan masukan dari para guru dan pengurus Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Matsaratul Huda, yang menilai bahwa pagi hari adalah waktu terbaik untuk pembelajaran yang memerlukan konsentrasi tinggi.
“Kami melihat semangat santri lebih tinggi saat pagi hari. Suasana masih segar, dan mereka lebih fokus. Karena itulah kami putuskan untuk memulai pembelajaran Yanbu’a setelah Subuh, agar hasilnya lebih maksimal,” lanjut beliau.
Kegiatan ini dimulai pukul 06.30 WIB, seusai jamaah Subuh dan dzikir serta kegiatanpagi. Santri putra dan putri dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemampuan membaca. Masing-masing kelompok dibimbing oleh ustaz dan ustazah yang telah dibekali pelatihan metode Yanbu’a secara khusus.
Respon positif datang dari para santri. Salah satu santri putri, Aisyah, kelas 8 MTs, mengatakan, “Belajar di pagi hari membuat saya lebih semangat dan tidak mengantuk. Dengan metode Yanbu’a, bacaan saya jadi lebih lancar dan lebih paham tajwidnya.”
Program ini akan berjalan secara rutin setiap hari, kecuali hari libur pesantren, dan akan dievaluasi secara berkala guna melihat perkembangan kemampuan baca setiap santri serta memberikan pendampingan lanjutan bila diperlukan.
Dengan penerapan metode Yanbu’a dan penjadwalan yang lebih efektif, Pondok Pesantren Matsaratul Huda berharap dapat mencetak generasi Qur’ani yang unggul, baik dalam kemampuan membaca maupun pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“InsyaAllah, langkah ini menjadi bagian dari perjuangan kita dalam mencetak para penjaga Al-Qur’an yang berkualitas, bukan hanya dari sisi bacaan, tetapi juga akhlaknya,” tutup Ustadz Muhammad Febriyanto, S.Pd. [Dayat-Reporter]