Pamekasan – Pelatihan Metode Baca Al-Qur’an Yanbu’a yang dipandu oleh K. H.M. Noer Shodiq Achrom dari Malang Raya sukses digelar selama dua hari, 13-14 Januari 2025, bertempat di Aula Pondok Pesantren Matsaratul Huda Panempan, Pamekasan, Jawa Timur. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan metode Yanbu’a sebagai salah satu cara efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur’an di kalangan santri. Pelatihan ini mendapat sambutan antusias dari para peserta, baik dari kalangan santri maupun pengajar di lingkungan pesantren.
Metode Yanbu’a: Sebuah Pendekatan Unggulan
Metode Yanbu’a berasal dari Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an di Kudus, Jawa Tengah. Metode ini didasarkan pada Rasm Utsmani dan dirancang untuk membantu santri memahami kaidah-kaidah penting dalam membaca Al-Qur’an, seperti tajwid dan makharijul huruf. Keunggulan utama dari metode ini adalah pendekatan sistematis yang terstruktur, sehingga memudahkan pembelajaran mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, penguasaan harakat, hingga pembacaan Al-Qur’an secara fasih dan benar.
K. H.M. Noer Shodiq Achrom, sebagai narasumber utama dalam pelatihan ini, menjelaskan secara detail setiap tahapan metode Yanbu’a. Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam berlatih dan memahami dasar-dasar pembacaan Al-Qur’an. “Metode Yanbu’a memberikan kerangka yang jelas bagi santri untuk meningkatkan kualitas bacaan mereka. Dengan berlatih secara rutin, mereka akan lebih mudah menguasai tajwid dan memahami makharijul huruf dengan baik,” ungkapnya dalam salah satu sesi pelatihan.
Antusiasme Tinggi dari Peserta
Para peserta pelatihan yang terdiri dari santri dan pengajar pesantren menunjukkan antusiasme yang tinggi selama dua hari kegiatan. Setiap sesi pelatihan melibatkan praktik langsung yang dipandu oleh K. H.M. Noer Shodiq Achrom dan tim pendukungnya. Peserta diajak untuk mempraktikkan teknik-teknik membaca Al-Qur’an sesuai dengan metode Yanbu’a, mulai dari pengenalan huruf hingga pembacaan surah-surah pendek dengan tajwid yang benar.
Ahmad Fikri, salah satu santri peserta pelatihan, mengungkapkan kesannya terhadap metode Yanbu’a. “Saya merasa metode ini sangat membantu dalam memperbaiki cara membaca Al-Qur’an. Penjelasannya mudah dipahami, dan kami langsung bisa mempraktikkannya. Dengan metode ini, saya jadi lebih percaya diri dalam membaca Al-Qur’an di depan guru dan teman-teman,” ujarnya.
Tidak hanya santri, para pengajar juga merasa bahwa metode ini memberikan pendekatan baru yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar di pesantren. Ustazah Nur Hayati, salah satu pengajar di Pondok Pesantren Matsaratul Huda, mengapresiasi metode Yanbu’a. “Metode ini sangat terstruktur dan membantu kami sebagai pengajar untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para santri. Kami berharap metode ini dapat diterapkan secara rutin di pesantren kami,” katanya.
Harapan dari Pelatihan
Dalam sambutannya, K. Rofiqi Fadhali S.Pd, selaku ketua umum Pondok Pesantren Matsaratul Huda, menyampaikan harapan besar terhadap pelatihan ini. Beliau berharap agar para santri dapat menguasai metode Yanbu’a dengan baik sehingga mampu membaca Al-Qur’an secara lebih fasih dan teliti. “Pelatihan ini bukan hanya tentang teori, tetapi juga praktik yang langsung diterapkan. Kami berharap para santri bisa mengikuti tajwid dan memahami makharijul huruf dengan lebih baik, sehingga kualitas bacaan Al-Qur’an mereka meningkat,” K. Rofiqi Fadhali S.Pd.
Ust. febrianto salah satu pengurus pesantren LPTQM juga menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pesantren untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama bagi para santri. Dengan menguasai metode Yanbu’a, diharapkan para santri tidak hanya memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik, tetapi juga mampu menjadi pengajar yang kompeten di masa depan.
Penutupan dan Rencana Ke Depan
Pelatihan ini ditutup dengan doa bersama dan pembagian sertifikat kepada seluruh peserta. Sertifikat ini diharapkan menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus mengembangkan kemampuan membaca Al-Qur’an mereka sesuai dengan metode Yanbu’a.
Kegiatan ini juga membuka peluang bagi Pondok Pesantren Matsaratul Huda untuk mengadopsi metode Yanbu’a dalam kurikulum pembelajarannya secara lebih luas. “Kami merencanakan untuk menjadikan metode Yanbu’a sebagai bagian dari program wajib di pesantren ini. Dengan begitu, seluruh santri dapat merasakan manfaat dari metode ini,” jelas Ust. Febrianto.
Untuk memaksimalkan tujuan pelatihan, metode ini akan dilanjutkan selama satu pekan penuh dengan sesi intensif, mulai dari tanggal 15 hingga 21 Januari 2025. Langkah ini dilakukan untuk memastikan para santri tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat mempraktikkan metode ini secara optimal. Setelah pemaparan materi dan sedikit latihan di awal, pengurus pesantren melanjutkan pelatihan ini dengan sesi lanjutan yang lebih mendalam, mencakup penguasaan tajwid, makharijul huruf, dan pembacaan Al-Qur’an secara sempurna.
Pelatihan metode Yanbu’a ini bukan hanya sekadar program belajar singkat, tetapi merupakan upaya strategis untuk membangun generasi santri yang lebih memahami dan mencintai Al-Qur’an. Dengan keberhasilan pelatihan ini, diharapkan pesantren lain juga dapat mengadopsi metode Yanbu’a demi meningkatkan kualitas pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia. [S-Ats_Reporter MMC]
2 Responses
Semoga santri wan dan santri wati bisa memfasihkan diri untuk membaca Alquran
aamiin Ya Allahh 🤲🤲
Terimakasih atas do”a terbaiknya kak, semoga buah hati kak Slamin juga fasih dalam membaca Al-quran, 🤲🤲